Di tengah hubungan yang kurang harmonis antara Indonesia dan Malaysia, ternyata sebuah serial animasi asal ngeri jiran itu mencuri perhatian anak-anak dan keluarga Indonesia. Judul serial animasi itu adalah Upin dan Ipin.
Serial animasi ini diputar di stasiun televisi TPI setiap hari. Ceritanya berkisar tentang keseharian anak-anak Malaysia yang bernama Upin dan Ipin, teman-temannya bernama Mei-Mei, Rajoo, Fizi, dan lain-lain. Upin dan Ipin adalah anak-anak yang cerdik, sekaligus polos dan kadang-kadang nakal. Ada kakak mereka yang galak –kak Ros, lalu Opah dan cikgu Jasmin yang ramah. Dialognya menggunakan bahasa melayu-Malaysia namun diberi teks terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Cerita di dalam film animasi ini sungguh kocak. Mereka masih anak-anak tetapi mengajarkan banyak hal kepada orang, utamanya tentang kejujuran, kebersamaan, rasa simpati, dan lain-lain. Meskipun berlatar belakang kehidupan anak-anak di kampung-kampung Malaysia, namun nuansanya tidak jauh beda dengan di Indonesia, misalnya main petak umpet, main ketapel, menangkap ayam, dan sebagainya, makanya dengan cepat serial ini merebut hati anak-anak. Anak saya suka banget menonton Upin dan Ipin ini, saya juga kalau sempat ikut pula menonton. Lucu sih melihat ulah anak-anak itu, kadang saya tertawa dan kadang terharu. . Saking populernya serial animasi ini, maka produk-produk bergambar Upin dan Ipin pun bermunculan di pasar, mulai dari kartu, kaos, boneka, dan lain-lain. Saya jadi ingat ketika dulu serial Dora The Explorer muncul dan digemari anak-anak, maka aneka merchandise Dora pun banyak dijual orang.
Sedihnya, tidak ada produser Indonesia yang mencoba memuat serial animasi anak-anak. Saya yakin animator Indonesia cukup banyak jumlahnya dan tidak kalah kreatif dengan animator Malaysia itu. Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta adalah gudangnya desainer animasi, tapi saya heran kok nggak ada ya yang membuat film animasi yang bercerita tentang anak-anak Indonesia? Masa anak-anak kita dibanjiri tokoh impor semua sepertiSponge Bob, Naruto, Avatar, Power Ranger, dan lain-lain. Ada sih yang membuat film kartun dalam bentuk VCD dan DVD, tetapi kebanyakan ceritanya tentang dongeng klasik yang tidak bisa dikembangkan lagi karena sudah pakem, seperti cerita si kancil, Timun Mas, Malin Kundang, Ande-ande Lumut, dan sebagainya. Dalam bentuk serial tidak ada (dulu pernah ada sih, tapi hanya sebentar yaitu Si Huma), kalau Si Unyil itu bukan serial animasi, tapi boneka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar